Assalamu'alaikum bagi para pembaca, Izinkan saya menuangkan hasil karya yang saya buat melalui jemari-jemari mungil ini, This is first time my experience nge Blog, awalnya sempat ragu tapi hasrat ini semakin menggebu ketika melihat hasil karya mereka dapat di Apresiasikan. Baiklah, ini cerpen saya persembahkan buat pembaca yang saya cintai, ini cerpen di bumbui dengan mantra bim salabim, hanya 2 jam dibuat dg segala kekurangan saya yang sudah sangat-sangat lama tidak menulis, semoga saja bisa menghimbur :)
Pagi ini awan tak secerah biasanya,
langit mendung kehitaman menandakan Rahmat Tuhan akan segera turun.
Cepat-cepat aku berlari mengambil pakaian yang tak kering kemarin.
Sesekali ku toreh kearah arloji yang kukenakan di pergelangan tangan kiriku.
Aktivitas ku pun kulajukan dengan kecepatan tinggi, mengingat ada janji sebuah pertemuan dengan sahabat karibku dulu semasa SD.
Hari ini weekend, jadi aku libur dalam suasana aktivitas kampus.
Saat
diperjalanan menuju tempat yang telah kami rencanakan, aku selalu
membayangkan wajah Renny seperti apa sekarang, dulu dia pemalu dan
sangat cengeng, bahkan dia sering dijadikan bulan-bulanan atas keisengan
kaum adam dikelas kami. Aku selalu datang membantu Renny seolah-olah
menjadi “pahlawan kesiangan”,lalu memberi pelajaran untuk mereka yang
usil menganggu sahabat ku ini. Wajarlah mereka takut, dulu aku tomboy
bahkan salah satu diantara para lelaki yang jahil itu pernah kupatahkan
giginya akibat mereka menyembunyikan pakaian olahragaku. Langsung saja
ku arahkan bogeman ku kea rah tersangka.Alhasil aku di Skors selama 3
hari.
Jika mengingat masa-masa konyolku dulu,rasanya sekarang aku ingin menjumpai mereka dan meminta maaf kepada mereka satu persatu.
handphone ku berdering, pesan singkat dari Renny:
“aku udah di caffe flaminggo,di meja no.7”.
Sampai juga aku di tempat yang telah kami janjikan,kulangkahkan kaki ku dengan mengucapkan Bismillah menuju tempat dimana Renny telah menungguku.
Langkah
ku sedikit terhenti, laju gerak ku mulai ragu ketika ku melihat sesosok
wanita dengan seorang malaikat kecil, duduk sambil menyodorkan botol
susu kearah balita itu.
“kau Renny ? aku Fuzza. Fuzzatul Ramadhani”, lirihku sambil kulihat balita yang masih dirangkulnya.
“kau
Fuza? Apa betul ini Fuzza sahabat kecilku yang tomboy dulu ? kau
berubah. Kau lebih anggun, kau cantik dan kau sudah memakai jilbab
sekarang ? apa aku sedang bermimpi ? “.
“ah, kau
jangan memujiku seperti itu, bagaimana aku ingin menceritakannya semua
jika kau tak mempersilahkan aku duduk sekarang’’.
“oh maaf fuzza, silahkan duduk’’
”Lalu
mengapa kau datang ke Jogja secara mendadak? Maaf email mu baru ku baca
sepekan yang lalu,kau tau aku sangat rindu kepadamu, sudah hampir 10
tahun kita tak berjumpa, ini adik mu Ren?’’. Kulihat Renny hanya
terdiam,dia menundukkan wajahnya.
“hey ada apa dengan dirimu, mengapa kau hanya terdiam ?’’
“ini anakku Za,namanya Pelangi “
“kau sudah menikah? Maksudku menikah muda, padahal usia kita masih 22 tahun kan ? Lalu kenapa tidak mengundangku ? “
“Belum, aku belum menikah”
“Masya Allah, jadi ini anak angkat mu”
“bukan, dia anak kandungku. Dia lahir dan di besarkan tanpa sesosok Ayah”,
akupun
terdiam, seolah kehabisan kata-kata.kupandang sorot mata kecil Renny
dengan tajam namun dia kembali menunundukkan wajahnya.
“oke,
sebaiknya kau ikut ke kontrakan ku sekarang, mungkin disana kau akan
menceritakan nya semua lebih leluasa’’, ku tarik tangan Renny dan
menuntunnya keluar caffe.
“sebentar,aku cari Taksi
dulu”, ucapku kepada Renny. Dalam perjalanan kulihat Renny masih diam
membisu, malaikat kecil yang tak berdosa itu menangis. Kulihat sikap
Renny yang sudah terampil mengurusi balita itu. Dengan usapan sayang
dari jemarinya, malaikat kecil itu kembali terdiam dalam tangisan nya.
“kita sudah sampai Ren, ini kontrakan ku, sebentar ya aku bayar Taksi dulu”.
***
“Assalamu’alaikum,
silahkan masuk Ren, inilah suasana di kontrakan aku. Maklumlah masih
single jadi perabotan nya seada nya saja “.
“iya Fuzza, kamarmu dimana? Aku akan menidurkan anakku dulu”.
“oh mari ikut dengan ku Ren, ini kamarku. Kau tidurkan saja pelangi dulu”.
Aku
menyiapkan wedang jahe untuk Renny, ku tau pasti dia letih mengurus
Pelangi anaknya. Renny pun menghampiri ku di ruang tamu, dia mendekati,
memelukku sambil menangis sejadi-jadinya.
“kau
kenapa Ren? Ceritakan semua masalahmu kepadaku. Tak baik memendam
masalah mu sendirian, insya allah aku akan membantu mu sahabat kecilku”.
“Kau
bisa bayangkan, bagaimana nasib pelangi kelak dibesarkan tanpa sesosok
ayah, bahkan bagaimana dia menanggung malu atas aib yang telah aku
perbuat sendiri?”.
“Lalu, kemana Ayah dari anakmu Ren? Dia lari begitu saja ? “
“iya
Fuzza, dia pergi meninggalkan kami, padahal sewaktu kami pacaran, dia
berjanji akan segera menikahi ku, dia memberikan janji-janji yang
membuatku yakin dengan setiap perkataan yang di ucapkan nya. Dia beri
aku kasih sayang dan cinta sampai aku tak mengenal lagi yang nama nya
logika. Sekarang sudah menjadi seperti ini, apa yang harus aku lakukan?
Sempat aku berfikir untuk mengakhiri kehidupan ku,kau tau Dian teman SD
kita dulu. Dia mengakhiri hidup nya saat dia mengandung bayi yang tanpa
ada ikatan pernikahan itu, tapi aku membayangkan bagaimana kehidupan
Pelangi kelak, aku udah buat hidupku sendiri hancur bahkan atas
perbuatan ku ini aku seperti menelanjang kan keluarga ku sendiri”.
“Astagfirullah
Ren, kau tak baik berkata seperti itu, bunuh diri itu bukan solusi
terbaik untuk menyelesaikan masalah. Innalillahi, Dian Saputri itu kan?
Dia kan sangat sopan dan santun orang nya Ren”.
“Kau
tau kan, bahkan Iman pun bisa terkalahkan dengan bujuk rayuan setan.
Bisa kau lihat sekarang, aku adalah korban dari bujuk rayuan setan itu.
Allah saja sudah muak dengan sikap tolol ku ini”.
“Renny,kau
harus bertobat, tak ada manusia yang luput dari dosa, Allah maha
pengampun. Sebelum semuanya terlambat segeralah kau bertobat”.
“Aku kotor, aku pendosa, bahkan aku tak mengingat kapan terakhir kali aku melakukan Sholat Za”.
“Tidak
ada kata terlambat untuk bertobat, Insya Allah aku akan membantu mu
sahabat kecilku. Kita belajar dari awal lagi ya J”. Kupeluk tubuh mungil
sahabatku ini. Ia memelukku dengan erat, sungguh tampak penyesalan yang
telah dia perbuat.
***
ALLAHU AKBAR
ALLAHU AKBAR
Adzan
magrib telah berkumandang, hari ini telah banyak ilmu agama yang telah
kuajarkan untuk Renny, kami pun melaksanakan sholat magrib
bersama-sama..
Seusai
sholat magrib, ku ajarkan Renny untuk mengaji, walaupun masih
terbata-bata namun ia cepat tanggap dalam mempelajari setiap lantunan
ayat Al-quran…
kami pun selesai mengaji, akupun
mempersilahkan Renny untuk menyantap sajian makan malam di tudung saji
yang telah aku siapkan tadi.
“Jadi sekarang bagaimana dengan aktivitas mu”, Tanya Renny kepada ku.
“sekarang aku sedang sibuk menyiapkan Thesis untuk S2 ku Ren, Insya Allah aku akan menyelesaikan program S2 ku tahun ini”.
“Terus photo lelaki yang ada di kamar mu itu siapa toh Za”.
“Oh,hahaaha,
dia itu calon imam ku kelak. Kau diam-diam memperhatikan photo itu ya
Ren ? padahal sudah kusembunyikan ke tempat yang lebih aman “.
“kau sudah dilamar za ?”
“Belum Ren, insya allah tahun ini setelah kuliah ku selesai dia akan melamarku”.
“jadi kalian pacaran, kenalkan sama aku dong za, kan aku juga ingin kenal dengan dia”.
“Tidak
ren,kami tidak berpacaran. Hahaahaha, kau ini ada-ada saja. Kami tidak
sering bertemu. Bahkan terakhir kali aku bertemu dengan nya saat aku
melaksanakan sholat idul fitri di Mesjid tempo hari. Kulihat dia dengan
sikap kepemimpinan nya menjadi seorang penceramah saat sholat selesai,
dan sekarang dia tidak disini, dia seorang jurnalistik yang sekarang
bertugas di jalur Gaza Palestina”.
“ Palestina?
Disana kan daerah konflik Za? Kau Tak khawatir dengan keadaan nya? Jadi
mengapa kau begitu yakin terhadap ucapanya sedangkan kalian tidak
berpacaran?”.
“Lelaki yang baik itu bukan lelaki
yang mudah mengumbarkan kata cinta dan sayang nya terhadap orang lain,
yang bukan mempermaikan hati wanita begitu saja. Jika ia serius, dia
akan menunggu kita sampai kapan pun kita benar-benar siap, kelak cinta
nya bakal halal dimata Allah. Bukankah pacaran sehabis menikah lebih
indah jika dibandingkan sebelum menikah.Yakinlah, Allah telah memberikan
pasangan yang terbaik untuk kita. Karena wanita yang baik hanya untuk
lelaki yang baik begitu juga dengan sebaliknya. Setiap ku melakukan
sholat, kusematkan selalu nama nya dalam doa-doaku, karena hanya dalam
baluran doa,rinduku dapat terbalaskan.”
“Jadi aku ini tidak baik dong Fuzza”.
“Baik
buruk seseorang itu tidak dapat di ukur sahabat ku. Sekarang cobalah
kau menjadi wanita yang lebih baik, kelak kau bakal temukan lelaki yang
baik pula. Tidak ada kata-kata terlambat untuk memperbaiki diri.
Yakinlah, akan ada pelangi esok hari yang akan menyapamu”.
“Subhanallah,
sungguh beruntung Lelaki yang mendapatkan mu Fuzza. Kau sudah cantik,
baik, pintar, sholeha pula. Sungguh dirimu berbeda saat kita masih
sekolah dulu. Kau ingat tidak,kau dulu seperti preman pasar,kata-katamu
kasar, kau ini berkepala besar, semoga kelak kau punya anak tidak
mewarisi bakat tomboy mu dulu Fuzza”.
“ahahahaha,
ucapan mu ini sungguh menggelitik perutku. Berjanjilah kau tak akan
menceritakan kisah hidup ku dulu kepada calon imam dan anakku kelak “.
“ahahaha, kau berani bayar berapa dengan ucapan ku tadi ?”.
“Ahaha, aku akan membalas nya dengan segala cinta dan kasih sayang yang aku berikan untukmu ,”.
“Kau memang sahabat terbaikku Fuzzatul Ramadhani, bahkan banyaknya air dilautan pun belum dapat melunasi kebaikan mu”.
“ah,kau memujiku terlalu berlebihan. Yasudah sekarang tidurlah.Kasihan anakmu tidur sendirian dikamar”.
“iya Fuzza, selamat berjumpa esok hari, doakan aku menjadi wanita yang lebih baik . Assalamu’alaikum “.
“Tentu saja sahabatku, Wa’alaikum salam “.
***
Yakin lah, Dia yang menginginkan mu
akan menunggumu sampai kau benar-benar siap
dia akan membawa mu dalam baluran setiap doanya
Wahai Raga…
Tetaplah istiqomah dalam asa,
Cinta yang suci sedang menguji keimanan kita
BE SMART :)